ASRI Optimis: Insentif PPN & Suku Bunga Rendah Dongkrak Properti

HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) menyambut optimis perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) serta langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan. Kedua kebijakan ini dipercaya akan memberikan angin segar bagi pasar properti dan kinerja perseroan.

Sebagai informasi penting bagi para calon pembeli properti, insentif PPN DTP yang menargetkan hunian dengan harga di bawah Rp 5 miliar ini telah diperpanjang hingga penghujung Desember 2025, bahkan dengan potensi perluasan hingga tahun 2026.

Lilia Setiprawarti Sukotjo, Direktur ASRI, menegaskan bahwa insentif ini telah lama dinantikan oleh pasar. Pasalnya, kebijakan PPN DTP mampu memberikan potongan harga yang signifikan, hingga 11% dari total harga properti, menjadikan hunian lebih terjangkau bagi konsumen.

Oleh karena itu, ASRI sangat berharap insentif PPN DTP dapat terus berlanjut. Harapan ini didasari oleh fakta bahwa perseroan masih memiliki banyak stok hunian siap huni yang ideal untuk diikutsertakan dalam program insentif tersebut, menjamin ketersediaan pilihan bagi pembeli.

“Kami tentu saja sangat mengharapkan sistem pendaftaran PPN DTP ini dapat lebih diperlancar dan efisien. Hal tersebut akan sangat membantu dalam proses transaksi dan penyerapan pasar,” ujar Lilia Setiprawarti dalam acara Pubex Live 2025 pada Selasa (9/9/2025).

Alam Sutera Realty (ASRI) Absen Bagi Dividen, Begini Rekomendasi Sahamnya

Optimisme ASRI terhadap PPN DTP bukanlah tanpa dasar. Sepanjang semester I 2025, perseroan berhasil membukukan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp 150 miliar khusus dari produk hunian yang memenuhi syarat PPN DTP. Angka ini mencerminkan kontribusi yang signifikan, yakni sekitar 11% dari total prapenjualan ASRI pada paruh pertama tahun 2025.

Secara keseluruhan, kinerja prapenjualan ASRI pada semester I 2025 menunjukkan performa yang solid, dengan total marketing sales mencapai Rp 1,4 triliun. Pencapaian ini sudah berhasil mengamankan 40% dari target prapenjualan yang dicanangkan perseroan untuk tahun 2025, menunjukkan progress positif di awal tahun.

Selain insentif PPN DTP, Alam Sutera juga menatap positif era suku bunga rendah yang kini mulai berlaku. Sebagai informasi, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuannya menjadi 5% pada Agustus 2025. Tren penurunan suku bunga ini diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun 2025, tidak hanya oleh BI tetapi juga oleh bank sentral global seperti The Fed, menciptakan iklim yang lebih kondusif bagi investasi dan kepemilikan properti.

Edward Ariadi Tanuwijaya, Direktur ASRI, menjelaskan bahwa penurunan suku bunga ini membawa dua dampak positif langsung bagi perseroan. Pertama, dampaknya terasa signifikan pada sisi penjualan, mengingat sekitar 50% dari konsumen ASRI mengandalkan sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk akuisisi properti.

“Jika ada produk-produk KPR yang ditawarkan dengan tingkat bunga yang lebih kompetitif dan menarik, hal itu secara langsung akan mendorong dan membantu peningkatan penjualan kami di masa mendatang,” jelas Edward dalam kesempatan diskusi yang sama.

Absen Bagi Dividen, ASRI Fokus Memulihkan Kinerja Laba Bersih

Dampak kedua yang tidak kalah penting adalah peningkatan kesehatan neraca keuangan perseroan. Penurunan suku bunga acuan bank sentral akan secara langsung berkorelasi dengan penurunan biaya bunga pinjaman bank yang harus ditanggung oleh ASRI, sehingga mengurangi beban operasional.

“Apabila penurunan suku bunga ini benar-benar terealisasi, kami optimis hal tersebut akan memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan (financial performance) kami, tidak hanya untuk tahun ini, tetapi juga untuk tahun-tahun berikutnya,” imbuh Edward.

Dalam strategi jangka panjangnya, ASRI juga terus berinvestasi pada akuisisi lahan strategis. Pada semester I 2025, ASRI telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar Rp 86 miliar yang dialokasikan khusus untuk pembelian tanah. Akuisisi lahan ini difokuskan di area Suvana Sutera serta untuk pengembangan di wilayah utara kawasan Alam Sutera, memperkuat posisi perseroan dalam pengembangan proyek-proyek masa depan.

Edward menambahkan bahwa setiap tahun ASRI mengalokasikan anggaran capex yang konsisten, berkisar antara Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar, khusus untuk pembelian dan penambahan cadangan lahan.

Berkat strategi akuisisi lahan yang berkelanjutan, ASRI saat ini memiliki cadangan lahan (land bank) yang substansial, mencapai hampir 2.000 hektare secara konsolidasi. Dengan volume pengembangan saat ini, perseroan optimis bahwa land bank tersebut akan mencukupi untuk mendukung kebutuhan pengembangan proyek-proyek mereka hingga 20 tahun ke depan.

“Namun di sisi lain,” lanjut Edward, “kami juga tetap secara rutin mencadangkan anggaran capex setiap tahun untuk mereplenish atau mengganti tanah yang telah terjual dalam proyek-proyek kami, memastikan keberlanjutan pasokan lahan untuk pengembangan di masa depan.”

Alam Sutera Realty (ASRI) Genjot Proyek Tahun Ini

You might also like