
JAKARTA — Pasar saham Indonesia kembali menjadi sorotan seiring dengan masifnya aksi jual bersih atau net foreign sell yang dilakukan oleh investor asing. Sepanjang pekan perdagangan 6 Oktober 2025 hingga 10 Oktober 2025, saham-saham dari bank berkapitalisasi jumbo menjadi target utama pelepasan, menunjukkan tren investor global yang tengah menarik dananya dari sektor perbankan Tanah Air.
Menurut data perdagangan yang terekam, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi bank yang paling banyak dilepas asing. Nilai jual bersih saham BBRI mencapai Rp1,5 triliun. Tak jauh berbeda, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga dibanjiri aksi jual asing dengan total nilai bersih Rp1,4 triliun, menandakan sentimen negatif yang cukup kuat terhadap kedua raksasa perbankan ini.
Gelombang tekanan jual dari investor asing tidak berhenti pada dua nama tersebut. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) turut merasakan dampaknya dengan nilai net sell sebesar Rp475,8 miliar. Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan jual bersih asing senilai Rp238 miliar, melengkapi daftar bank-bank besar yang menjadi sasaran pelepasan.
Dampak dari aksi jual masif ini langsung terlihat pada pergerakan harga saham masing-masing bank. Saham BBRI tercatat turun 3,37% atau 130 poin ke level Rp3.730 per saham. Secara year to date (YTD), kinerja saham BRI telah anjlok signifikan sebesar 8,58%, mencerminkan tekanan yang berkelanjutan sepanjang tahun.
Kondisi serupa dialami oleh BBCA, di mana harga saham BCA lesu 1,99% atau 150 poin, berakhir di Rp7.400 per saham. Bahkan, pada Kamis (9/10/2025), saham BBCA sempat menyentuh level terendahnya di Rp7.300 per saham. Sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia, performa BBCA sepanjang tahun ini sangat memprihatinkan, dengan koreksi mencapai 23,51% secara year to date.
Tak ketinggalan, saham Bank Mandiri (BMRI) juga menorehkan koreksi sebesar 3,19% atau 140 poin, berakhir di level Rp4.250 per saham. Sejak awal tahun, pergerakan saham Bank Mandiri telah terperosok lebih dalam, mencatat penurunan hingga 25,44% secara year to date.
Melengkapi jajaran bank jumbo yang tertekan, saham BNI (BBNI) melemah 3,17% atau 130 poin, ditutup pada Rp3.970 per saham. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan BBRI, BBCA, dan BMRI, pergerakan saham BNI secara year to date menunjukkan koreksi yang relatif lebih kecil, yakni 8,74%, menawarkan sedikit perbedaan di tengah gelombang jual asing.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.