Android 16 di Galaxy Z Fold 7 & Flip 7? Ini Bocoran Jadwal Rilisnya!

NEW YORK, KOMPAS.com – Peluncuran ponsel lipat terbaru dari Samsung, Galaxy Z Fold 7 dan Galaxy Z Flip 7 pada Rabu (9/7/2025), membawa kejutan yang signifikan. Kedua perangkat canggih ini langsung dibekali dengan sistem operasi Android 16, sebuah langkah inovatif mengingat versi final Android 16 sendiri baru saja dirilis pada 10 Juni, hanya sebulan sebelum duo ponsel lipat Samsung diperkenalkan ke publik.

Integrasi sistem operasi Android terbaru hanya dalam kurun waktu satu bulan merupakan pencapaian yang luar biasa dalam industri smartphone. Biasanya, butuh waktu berbulan-bulan bagi sebuah sistem operasi baru untuk diadopsi secara luas ke dalam perangkat seluler. Kecepatan adaptasi ini sontak memunculkan pertanyaan: apa rahasia di balik efisiensi Samsung?

Menurut Sally Jeong, Executive Vice President sekaligus Head of Framework R&D Team Samsung, percepatan hadirnya Android 16 pada Samsung Z Fold 7 dan Flip 7 adalah buah dari kolaborasi erat antara Samsung dan Google dalam pengembangan Android. Dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Yudha Pratomo dari HargaPer.com yang meliput langsung ajang Galaxy Unpacked, Sally Jeong mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama Samsung berhasil menghadirkan versi Android terbaru secara langsung bersamaan dengan peluncuran generasi ponsel lipat mereka.

“Meskipun One UI sebelumnya memiliki ritme rilisnya sendiri, kami memahami betul keinginan kuat pengguna untuk mendapatkan Android terbaru langsung di perangkat lipat mereka,” jelas Sally Jeong dalam sesi presentasi di Galaxy Unpacked. Tahun ini, Samsung berhasil memenuhi ekspektasi tersebut berkat pendekatan pengembangan Android yang revolusioner, dikenal sebagai TrunkStable.

Pendekatan TrunkStable ini berawal dari perubahan fundamental dalam cara Google mengembangkan Android awal tahun ini, yaitu dengan mengadopsi model pengembangan berbasis trunk. Dalam model baru ini, semua pengembang Android kini bekerja dari satu cabang kode utama (trunk) yang stabil, dan hanya membuat cabang-cabang kode yang lebih kecil dan bersifat sementara jika memang diperlukan untuk pengembangan fitur tertentu.

Sebelumnya, Google menggunakan metode pembuatan cabang kode terpisah untuk setiap rilis besar Android atau pembaruan berkala (QPR). Setelah pengembangan selesai, semua kode tersebut akan digabungkan kembali ke cabang utama. Namun, proses ini sering kali memicu munculnya bug atau kerusakan, karena fitur diuji hanya dalam cabang kodenya sendiri, bukan di lingkungan cabang utama yang lebih komprehensif.

Berbeda dengan itu, model trunk memungkinkan semua fitur baru diuji secara langsung di cabang utama yang sama. Ini secara signifikan memudahkan Google untuk mendeteksi potensi bug sejak tahap awal pengembangan, jauh sebelum Android 16 diluncurkan ke publik. Dengan seluruh pengembangan terkonsentrasi di satu tempat, Google juga menciptakan sistem baru bernama aconfig (Android Configuration), yang berfungsi untuk mengatur fitur apa saja yang aktif di versi Android tertentu, mulai dari fitur-fitur inovatif, API, hingga perbaikan bug.

“Dengan TrunkStable, kami mampu mempertahankan satu versi yang sangat stabil, yaitu Trunk, yang secara efektif mempercepat perbaikan bug dan menekan biaya rekayasa. Hasilnya, One UI 8 kini mampu menghadirkan manfaat nyata dan optimal berkat integrasi langsung dengan Android 16,” pungkas Sally Jeong, menegaskan dampak positif dari kolaborasi dan inovasi ini bagi pengalaman pengguna Samsung.

You might also like