Ciri Sokbreker Mobil Bekas Lemah? Rasakan Ini Saat Test Drive!

Ketika memutuskan untuk membeli mobil bekas, ketelitian adalah kunci utama. Pembeli yang beruntung mungkin mendapatkan unit dengan sebagian besar komponen yang masih prima, namun tidak sedikit yang justru merugi karena menemukan kerusakan setelah transaksi dilakukan. Salah satu masalah yang sering terabaikan dan bisa sangat mengganggu kenyamanan berkendara adalah performa suspensi yang menurun. Gejala seperti bantingan yang tidak nyaman atau mobil terasa limbung seringkali menjadi indikasi bahwa ada komponen suspensi yang kinerjanya melemah, dan yang paling sering menjadi biang keladi adalah sokbreker.

Agar terhindar dari pengalaman tidak menyenangkan ini saat berburu mobil bekas, melakukan pengecekan awal pada sokbreker adalah langkah yang sangat dianjurkan. Untungnya, cara untuk mengetahui apakah sokbreker mobil bekas yang Anda incar sudah lemah atau belum sangatlah mudah. Perlu diketahui, umumnya ada dua jenis sokbreker yang digunakan pada mobil-mobil di Indonesia: single action dan double action.

Ini Penyebab dan Gejala Yang Muncul Saat Sokbreker Mobil Bekas Rusak

Sokbreker single action bekerja hanya dalam satu arah, yakni saat kompresi saja atau saat rebound saja. Sementara itu, sokbreker double action bekerja dalam kedua arah (kompresi dan rebound), dan jenis inilah yang kini banyak diaplikasikan pada mobil-mobil keluaran terbaru. Baik sokbreker single action maupun double action, jika kinerjanya mulai aus atau melemah, efek yang ditimbulkan nyaris serupa. “Yakni kemampuan meredam guncangan jadi berkurang,” jelas Abikusno, pemilik bengkel Pak Abi di Perumahan Bukit Cengkeh, Depok, yang memiliki latar belakang teknikal servis di PT Toyota Astra Motor (TAM).

Ciri-ciri gejala sokbreker rusak yang paling bisa dirasakan, terutama untuk bagian depan, salah satunya adalah saat Anda melakukan pengereman. Bagian depan mobil akan terasa amblas atau turun terlalu banyak dari biasanya. “Sebaliknya, ketika mobil sudah berhenti, bagian depannya akan cepat mengayun ke atas,” papar Abikusno.

Untuk memastikannya lebih lanjut, Anda bisa melakukan tes sederhana. Saat mobil dalam kondisi terparkir, cobalah goyangkan atau ayunkan bagian depan mobil dengan cara menekannya ke bawah, lalu lepaskan. Jika bagian depan mobil mudah amblas dan saat tekanan dilepas langsung mengayun ke atas dengan cepat, bisa dipastikan sokbrekernya sudah lemah. “Kalau sokbrekernya masih bagus, ketika bagian depan mobil kita tekan, turunnya cuma sedikit. Sebaliknya ketika tekanan pada bagian depan mobil kita lepas, mengayun ke atasnya pelan. Hal ini juga berlaku sama untuk pengecekan sokbreker belakang,” terang Pak Abi, menegaskan pentingnya tes ini untuk memastikan kondisi komponen mobil sebelum membeli.

You might also like