IHSG Terbang Tinggi! Sentuh 6900, Imbas Negosiasi Dagang AS?

HargaPer.com – Murah &Terbaik – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mengakhiri perdagangan dengan penguatan signifikan, Jumat (8/7). Kenaikan ini terjadi di tengah antisipasi pelaku pasar yang sedang menanti hasil krusial dari negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan mitra dagangnya.

Mengutip data terkini dari RTI Business, IHSG pada perdagangan hari ini berhasil menembus level psikologis 6.900. Indeks acuan pasar saham Indonesia ini melonjak 0,52 persen atau setara 35,739 poin, menegaskan momentum positif pada penutupan perdagangan. Aktivitas transaksi menunjukkan vitalitas pasar, dengan total volume mencapai 14.826 saham dan nilai transaksi fantastis sebesar Rp 7.504 triliun. Frekuensi perdagangan juga tercatat tinggi, yakni 885.797 kali.

Pada sesi penutupan perdagangan, dinamika pasar saham terlihat jelas. Sebanyak 257 saham tercatat mengalami penguatan harga, sementara 306 saham harus merasakan pelemahan. Adapun 226 saham lainnya tetap berada pada posisi stagnan, tanpa mengalami pergerakan berarti.

Sebelumnya, optimisme terhadap penguatan IHSG telah diutarakan oleh Imam Gunadi, seorang Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT). Ia memproyeksikan IHSG akan menguat setelah sempat mengalami koreksi sebesar -0,47 persen pada pekan sebelumnya, disertai dengan arus modal keluar (outflow) sebesar Rp 2 triliun.

Imam Gunadi memperkirakan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini akan bervariasi namun cenderung menguat, dengan level support di 6815 dan resistance di 6970. Prediksi ini dilandasi harapan akan hasil positif dari rilis negosiasi AS dengan negara mitra dagangnya yang dijadwalkan pada 9 Juli mendatang.

Menjelaskan lebih lanjut, Imam Gunadi melihat bahwa pasar saat ini berada di persimpangan jalan yang menarik. “Di satu sisi, ada optimisme kuat dari potensi meredanya perang dagang global. Di sisi lain, tetap ada risiko yang patut dicermati, terutama terkait kebijakan utang dan suku bunga AS,” paparnya dalam analisisnya.

Meski demikian, kondisi ini justru menawarkan peluang emas bagi para investor yang cermat. “Bagi investor yang cermat, kondisi seperti inilah yang justru melahirkan peluang terbaik, terutama jika fokus pada sektor yang memiliki fundamental kuat dan katalis positif jangka panjang,” imbuh Imam, menekankan pentingnya strategi investasi yang berhati-hati.

Penurunan kinerja IHSG sebelumnya juga dijelaskan Imam dipengaruhi oleh sentimen ganda, baik dari faktor global maupun domestik. Dari ranah global, data PMI Manufaktur dari Tiongkok, AS, dan Indonesia memberikan gambaran kondisi ekonomi. Sementara itu, di dalam negeri, menurunnya aktivitas manufaktur tidak terlepas dari bayang-bayang ketidakpastian ekonomi global, khususnya terkait kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump. “Para eksekutif juga kemungkinan masih menunggu hasil negosiasi di tanggal 9 Juli nanti sebelum bertindak, apakah harus ekspansif atau harus defensif,” pungkasnya, menggarisbawahi sikap hati-hati para pengambil keputusan di sektor bisnis.

You might also like