Tips Traveling Murah: Liburan Seru Tanpa Bikin Kantong Jebol!

Memulai petualangan menjelajahi dunia memang mendebarkan, namun seringkali diikuti kekhawatiran akan kondisi keuangan. Pengalaman pribadi mengajarkan saya bahwa kunci utama untuk menikmati traveling ke luar negeri tanpa beban adalah perencanaan keuangan liburan yang matang, mulai dari detail itinerary hingga alokasi budget traveling. Jangan sampai euforia keberangkatan berakhir dengan penyesalan saat pulang karena pengeluaran yang tak terkendali. Saya belajar bagaimana menjaga semangat liburan tetap membara tanpa membuat dompet merana, dan itu semua berkat persiapan yang cermat.

Mungkin terdengar rumit mengatur pengeluaran saat traveling, tetapi sebenarnya ini bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Tujuannya bukan untuk membatasi diri, melainkan agar kita bisa menikmati setiap momen perjalanan tanpa diliputi kecemasan finansial. Seperti yang sering saya katakan, “Sudah saya budget-in. Jadi pulang traveling enggak nangis!” Ini adalah prinsip yang selalu saya pegang teguh.

Nah, izinkan saya berbagi tips traveling hemat berdasarkan pengalaman pribadi, agar perjalanan Anda menyenangkan dan dompet tetap aman.

Pertama, Pahami Tujuan Perjalanan Anda

Langkah awal yang krusial adalah menentukan niat dan gaya liburan seperti apa yang Anda inginkan. Misalnya, jika Anda berencana menjelajahi kota dengan banyak berjalan kaki dari pagi hingga malam, maka Anda perlu membawa barang bawaan yang ringan dan nyaman. Anggaran pun akan lebih hemat karena sebagian besar transportasi dilakukan dengan berjalan kaki.

Bandingkan pula dengan traveler yang gemar mendaki gunung atau menjelajah alam; kebutuhan biayanya tentu berbeda dengan perjalanan ke kota yang berfokus pada kuliner, kopi, dan belanja. Pemahaman akan tujuan ini akan sangat menentukan pilihan lokasi, jenis penginapan, moda transportasi, hingga estimasi biaya traveling yang diperlukan. Dengan demikian, Anda dapat menyusun perencanaan pengeluaran yang lebih realistis.

Kedua, Riset Biaya-Biaya Secara Mendalam

Setelah mengidentifikasi tujuan dan gaya perjalanan, saya biasanya langsung melakukan riset mendalam mengenai berbagai biaya liburan. Ini mencakup harga penginapan, estimasi pengeluaran makan harian, jajan, dan transportasi lokal. Semua informasi ini saya kumpulkan dalam satu file sederhana, biasanya berbentuk spreadsheet.

Sebagai contoh, saat ini saya berencana kembali menjelajahi Singapura (negara yang selalu menarik untuk dikunjungi). Saya akan membuat daftar lengkap kebutuhan biaya-biaya selama di sana. Karena saya sudah memiliki preferensi tempat menginap yang nyaman, saya membandingkan harganya dengan penginapan lain yang ingin saya coba. Singapura memang dikenal mahal untuk penginapan. Jika traveling berdua atau rombongan, hotel mungkin lebih hemat. Namun, jika bepergian sendiri seperti saya, asrama hostel adalah pilihan yang tepat.

Untuk menetapkan total pengeluaran liburan, saya akan membuat itinerary lengkap sesuai dengan durasi perjalanan, misalnya 4 hari 3 malam dengan eksplorasi santai tanpa terburu-buru mengejar destinasi. Jika saya mengunjungi destinasi atau kota baru, saya akan melakukan riset dari berbagai sumber, mulai dari bertanya kepada teman yang sudah pernah ke sana, membaca ulasan di Google, hingga menjelajahi blog perjalanan. Ini sangat membantu dalam menetapkan batasan anggaran. Namun, sangat penting juga untuk menyiapkan dana cadangan, karena harga di lapangan bisa saja berbeda dari perkiraan. Saya pernah mengalaminya saat ke Taipei, Taiwan, tahun lalu. Saat ingin makan atau jajan, mata saya langsung terbelalak dan dompet seolah memberi sinyal, “Din, uang tinggal segini. Cukup yaa Din. Cukuup.”

Ketiga, Pilih Gaya Traveling Sesuai Kemampuan Finansial

Liburan bertujuan untuk mencari hiburan dan kebahagiaan, jadi jangan sampai malah berujung kesedihan, kesulitan, atau kekecewaan. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilih gaya traveling yang sesuai dengan kemampuan Anda. Pertimbangkan baik-baik saat melihat tempat-tempat viral di media sosial, apakah gaya tersebut benar-benar cocok untuk Anda?

Traveling tidak harus mahal untuk menjadi menyenangkan. Penginapan yang nyaman tetap bisa terjangkau. Makan di warung lokal justru memberikan pengalaman autentik dan tak terlupakan sebagai warga setempat. Saya pribadi lebih suka menginap di homestay dan menggunakan transportasi umum untuk merasakan suasana lokal. Ini adalah strategi traveling murah yang tetap memberikan pengalaman berharga.

Keempat, Bawa Uang Tunai Secukupnya dan Manfaatkan Pembayaran Digital

Saya selalu membawa uang tunai secukupnya untuk keperluan transportasi umum, makan, dan jajan. Cara ini sangat efektif untuk mencegah saya menjadi boros atau lapar mata ketika berada di destinasi. Contohnya, untuk perjalanan ke Singapura selama 4 hari 3 malam, saya akan menganggarkan:

  • Top up kartu Ez-Link SGD 50, cukup untuk transportasi dari bandara ke penginapan, berkeliling selama 4 hari, dan bisa juga untuk membeli minuman atau jajan di Sevel.
  • Anggaran makan selama 4 hari sekitar SGD 100, mengingat sekali makan di sana bisa sekitar 8-10 dolar (terutama di rumah makan sekitar Masjid Sultan seperti Hj. Maimunah).
  • Dana tunai cadangan SGD 50, jika saya ingin lebih banyak bersantai di kedai kopi dibandingkan jajan di Sevel (terlihat cukup banyak ya! *senyum tipis).

Trik lain yang bisa membantu adalah membagi uang tunai ke dalam amplop harian. Ini memudahkan Anda untuk mengetahui batas pengeluaran tanpa harus repot menghitung setiap saat. Selain itu, saya juga sering menggunakan kartu debit untuk pembayaran, karena lebih terkontrol dan aman. Jadi, pilihlah metode yang menurut Anda paling aman, mudah, dan nyaman.

Kelima, Catat Pengeluaran Harian dan Belanja Oleh-Oleh Secukupnya

Mencatat pengeluaran harian, seperti berapa biaya sarapan atau berapa yang dihabiskan untuk minuman di Sevel, saya lakukan secara detail. Tujuannya agar pengeluaran tetap on-track. Setiap malam sebelum tidur, saya selalu memeriksa catatan tersebut untuk mengetahui sisa budget dan memastikan apakah masih sesuai dengan anggaran awal. Kebiasaan ini sangat membantu mencegah pengeluaran yang “ngaco” saat traveling.

Mengenai oleh-oleh, seringkali ada saja yang menitip, bukan? Saya kadang terpaksa menolak dengan alasan keterbatasan bagasi, padatnya jadwal blusukan, dan waktu yang terbatas. Namun, saya selalu suka membeli kenang-kenangan untuk diri sendiri, seperti kartu pos atau kerajinan lokal berukuran kecil agar tidak menambah beban di koper.

Membeli oleh-oleh secukupnya atau cinderamata bukan hanya soal hemat, tetapi juga soal kesadaran bahwa tujuan utama kita berlibur adalah untuk menambah pengalaman dan menciptakan momen berkesan, bukan semata-mata untuk berbelanja. Kecuali, memang tujuan utama Anda ke sana adalah shopping.

Jangan Ragu Untuk Traveling Lagi dan Lagi

Saya masih ingat betul ketika pertama kali traveling ke luar negeri dan langsung menjelajahi empat negara ASEAN. Saat kembali, mentor saya bertanya, “Gimana travelingmu Din?” Tanpa pikir panjang, saya menjawab, “Nagih!” Dan tak lama kemudian, saya sudah membeli tiket untuk traveling lagi.

Traveling memang sangat adiktif. Ketika dilakukan dengan bijak, bukan berarti membatasi kebahagiaan, melainkan justru membukanya lebih lebar. Kita menjadi lebih sadar, lebih menghargai setiap pengalaman, dan lebih menikmati setiap momen tanpa dihantui rasa khawatir soal uang. Bagi saya pribadi, setiap perjalanan membawa saya lebih mengenal diri sendiri dan menuliskan cerita baru dalam hidup. Cerita terindah lahir dengan penuh kesadaran bahwa perjalanan itu adalah keinginan saya dan sudah direncanakan sesuai kemampuan.

Ini bukan berarti tidak boleh fleksibel. Terkadang, ada saja hal spontan yang terjadi. Maka, kita harus siap ketika hal-hal di luar rencana itu muncul. Oh ya, penting juga untuk memiliki asuransi perjalanan dan menyiapkan dana darurat selama perjalanan. Kira-kira seperti itulah cara saya mengatur pengeluaran saat traveling. Kalau Anda bagaimana? Tulis di kolom komentar ya, siapa tahu bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang ingin traveling!

You might also like