
Garmin Venu X1 Meluncur: Smartwatch Premium dengan Layar Raksasa dan Baterai Tahan Lama, Siap Tantang Apple Watch Ultra 2
Garmin, produsen arloji pintar terkemuka, baru-baru ini meluncurkan perangkat premium terbarunya, Garmin Venu X1. Smartwatch canggih ini hadir dengan banderol harga 799,99 dollar AS atau setara sekitar Rp 13 juta, menonjolkan kombinasi layar besar, material titanium yang kokoh, fitur kesehatan komprehensif, serta daya tahan baterai yang impresif. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, Garmin Venu X1 secara strategis memposisikan diri sebagai rival tangguh bagi Apple Watch Ultra 2 di segmen pasar premium.
Baca juga: Garmin Forerunner 570 dan 970 Resmi, Smartwatch Pelari Baterai Awet 15 Hari
Venu X1 menandai babak baru bagi Garmin sebagai smartwatch pertama mereka yang mengusung layar AMOLED persegi berukuran 2 inci. Angka ini bahkan sedikit melampaui ukuran layar Apple Watch Ultra 2 yang 1,9 inci, menjadikan Venu X1 salah satu arloji pintar dengan tampilan paling lega di kelas premium. Desainnya sendiri terkesan unik untuk standar Garmin yang kerap dikenal dengan jam tangan bulat seperti seri Fenix atau Forerunner; Venu X1 justru hadir dengan case kotak bersudut membulat, menyerupai desain Apple Watch, meskipun ukurannya sedikit lebih besar.
Meskipun dibekali layar yang lapang, ketebalan bodi Venu X1 hanya 8 mm, diklaim oleh Garmin sebagai salah satu smartwatch tertipis di kelasnya. Sebagai perbandingan signifikan, Apple Watch Ultra 2 memiliki ketebalan 14,4 mm yang jauh lebih masif. Bodi belakang Venu X1 terbuat dari bahan titanium, dipadukan dengan lensa safir tahan gores pada bagian layarnya untuk durabilitas optimal. Garmin juga melengkapi perangkat ini dengan tali nilon 24 mm berteknologi quick-release yang disebut ComfortFit, menjanjikan kenyamanan. Untuk pilihan personalisasi, Garmin Venu X1 tersedia dalam dua varian warna elegan: hitam dan hijau gelap (Moss).
Baca juga: Apple Watch Ultra 2 Resmi Dijual di Indonesia, Ini Harganya
Salah satu poin keunggulan utama dari Garmin Venu X1 adalah daya tahan baterainya. Dalam mode smartwatch standar, jam ini mampu bertahan hingga 8 hari. Apabila mode always-on display diaktifkan, daya tahannya tetap impresif, berkisar dua hari penuh. Capaian ini jelas mengungguli Apple Watch Ultra 2 yang hanya menawarkan sekitar 36 jam pemakaian atau sekitar 1,5 hari saja. Namun, penting untuk dicatat bahwa Venu X1 masih kalah jika dibandingkan dengan lini Garmin Fenix, seperti Garmin Fenix 8 AMOLED yang bisa bertahan hingga 7 hari dalam mode always-on atau bahkan 29 hari dalam mode smartwatch biasa. Perbedaan ini wajar mengingat seri Garmin Fenix memang dirancang khusus untuk ketahanan baterai ekstrem, sementara Garmin Venu X1 berupaya menyeimbangkan fungsi sebagai smartwatch lifestyle dan perangkat kebugaran.
Berbicara fitur, Garmin Venu X1 dijejali dengan berbagai kapabilitas gaya hidup dan kebugaran. Ini mencakup lebih dari 100 profil aktivitas olahraga, sensor detak jantung Elevate v5 yang akurat, pemantau saturasi oksigen darah (SpO2), serta fitur peta warna penuh yang sebelumnya jarang ditemukan pada lini Venu. Tidak hanya itu, Garmin juga membenamkan speaker dan mikrofon bawaan, memungkinkan pengguna untuk menerima dan melakukan panggilan langsung dari pergelangan tangan ketika terhubung dengan ponsel yang kompatibel, baik itu Android maupun iOS. Pengguna juga dapat memanfaatkan asisten suara ponsel untuk membalas pesan teks.
Yang menarik, beberapa perintah suara esensial seperti “mulai aktivitas lari” atau “atur timer 5 menit” dapat dijalankan langsung dari jam tanpa memerlukan koneksi ke ponsel, menambah kepraktisan. Fitur tambahan lainnya termasuk LED flashlight internal untuk membantu visibilitas di kondisi minim cahaya, serta opsi pengaturan ukuran font agar lebih mudah dibaca sesuai preferensi pengguna.
Baca juga: Garmin Instinct 3 Series Rilis di Indonesia, Kini Pakai Layar AMOLED
Meskipun demikian, Garmin Venu X1 tetap memiliki beberapa aspek yang belum setara dengan Apple Watch Ultra 2. Misalnya, Venu X1 belum dibekali fitur ECG (Electrocardiogram) yang krusial untuk deteksi aktivitas listrik jantung dan potensi gangguan irama jantung. Selain itu, perangkat ini juga belum didukung GPS multi-band, sebuah fitur penting yang memungkinkan pelacakan lokasi lebih akurat di lingkungan ekstrem seperti pegunungan atau area perkotaan dengan gedung tinggi, sebagaimana dilansir KompasTekno dari The Verge pada Jumat, 13 Juni 2025.