Aksi jual saham emiten teknologi hantam Wall Street jelang ganti tahun

HargaPer.com – Murah &Terbaik Murah &Terbaik – , JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir dua hari berturut-turut seiring dengan aksi jual saham perusahaan teknologi berkapitalisasi tinggi oleh para investor sebelum akhir tahun.

Dilansir Bloomberg pada Selasa (30/12/2025), indeks S&P turun 0,3% dengan saham Tesla Inc., Nvidia Corp., dan Meta Platforms berada di antara big tech yang mengalami pelemahan.

Sementara, indeks Nasdaq 100 dan Dow Jones Industrial Average susut masing-masing sebesar 0,5%, sedangkan MSCI World Index turun 0,3%.

: Kaleidoskop 2025 dari Pasar Modal: Kala Saham Teknologi jadi Primadona

Imbal hasil atau yield surat utang negara AS 10-year Treasuries juga menurun ke level 4,11%. Joe Mazzola, Kepala Trading & Strategi Derivatif di Charles Schwab mengatakan pelemahan di pasar saham merupakan kebalikan dari minggu lalu, saat saham teknologi memimpin kenaikan. “Namun, hal itu tampaknya tidak terkait dengan faktor fundamental,” ujarnya.

Kinerja indeks S&P 500 naik 17,4% year-to-date, menentang ekspektasi pelemahan yang terus-menerus imbas perang tarif, meskipun kinerjanya lebih rendah dibandingkan banyak indeks global lainnya.

: : NVIDIA Uji Coba Fitur Deteksi Lokasi Cip Demi Cegah Jatuh ke Tangan China

Sebastian Boyd, Ahli Strategi Makro Bloomberg, menyatakan dolar dan S&P 500 diperkirakan akan bersinar pada 2025. Namun, pada kenyataannya sedikit berbeda karena gejolak dan pengumuman tarif pada April lalu sempat menurunkan kepercayaan terhadap kebijakan Amerika. 

“Indeks acuan AS telah mengalami tahun yang baik, tetapi belum secara meyakinkan mengalahkan para pesaingnya, bahkan di sektor teknologi,” ungkapnya.

: : Trump Izinkan Nvidia Jual Chip AI Rangking Dua ke China

Konsensus optimis bahwa reli saham akan berlanjut pada 2026 setelah tiga tahun berturut-turut mengalami kenaikan. Terlepas dari sejumlah risiko yang mencakup potensi kegagalan dalam kemajuan kecerdasan buatan hingga guncangan kebijakan yang tidak terduga, para ahli strategi di sisi penjualan memperkirakan kenaikan rata-rata 9% lagi di S&P 500 tahun depan.

Jason Pride, kepala strategi dan riset investasi, dan Michael Reynolds, wakil presiden strategi investasi di Glenmede menyatakan prospek pertumbuhan ekonomi AS tampak cerah untuk tahun depan. “Gabungan efek kebijakan tarif, stimulus fiskal, pergeseran di pasar tenaga kerja, produktivitas terkait AI, dan potensi deregulasi menunjukkan prospek di atas tren pada tahun 2026.”

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan bahwa dia memiliki kandidat pilihan untuk menjadi ketua Federal Reserve berikutnya, tetapi tidak terburu-buru untuk membuat pengumuman, sambil mempertimbangkan kemungkinan untuk memecat pemimpin bank sentral saat ini, Jerome Powell.

Investor juga menilai prospek suku bunga dan kebijakan moneter AS. Para ahli strategi Wall Street memperkirakan imbal hasil obligasi pemerintah AS akan stabil hingga lebih tinggi pada tahun 2026 meskipun ada pemotongan suku bunga Federal Reserve.

You might also like