Emas Stabil Jelang The Fed: Peluang atau Ancaman?

HargaPer.com – Murah &Terbaik Murah &Terbaik – Harga emas dunia menunjukkan stabilitas pada hari Jumat (21/11/2025) waktu setempat, atau Sabtu (22/11/2025) pagi WIB, setelah sempat mengalami penurunan lebih dari 1 persen. Apa yang mendorong stabilitas ini?

Kondisi pasar emas ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), pada bulan Desember. Sinyal “dovish” atau pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed menjadi angin segar bagi pasar emas.

Menurut laporan Reuters, harga emas spot bertahan stabil di angka US$4.086,57 per troy ounce setelah sebelumnya sempat tertekan turun lebih dari 1 persen. Namun, secara keseluruhan, emas masih berpotensi mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 0,1 persen.

Baca juga: Pertambangan Jadi Backbone Indonesia Emas 2045, Ini Tantangan Eksplorasi, Teknologi, hingga Persepsi

Sementara itu, pergerakan kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menunjukkan kenaikan 0,5 persen, mencapai US$4.079,5 per troy ounce. Sentimen positif ini sejalan dengan pernyataan dari Presiden The Fed New York, John Williams, yang mengindikasikan adanya ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat tanpa mengorbankan target inflasi.

“Pernyataan ini jelas memberikan dukungan… dan mengirimkan sentimen positif kepada para pelaku pasar emas hari ini,” ungkap Jim Wyckoff, analis senior dari Kitco Metals, menjelaskan dampak pernyataan pejabat The Fed tersebut.

Saat ini, peluang terjadinya pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan mendatang meningkat signifikan menjadi 74 persen, melonjak dari angka sebelumnya yang hanya 40 persen. Peningkatan ekspektasi ini yang kemudian menopang harga emas.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 22 November 2025 Turun Rp 7.000 per Gram

Di sisi lain, laporan terbaru mengenai pasar tenaga kerja AS menunjukkan gambaran yang beragam. Sektor nonfarm payrolls mencatat penambahan 119.000 pekerjaan di bulan Oktober, jauh melampaui proyeksi awal yang hanya 50.000. Akan tetapi, di saat yang bersamaan, tingkat pengangguran justru mengalami kenaikan ke level tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), emas cenderung menjadi pilihan investasi yang menarik dalam lingkungan suku bunga rendah. Kondisi ini membuat emas menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan aset-aset yang menawarkan imbal hasil, seperti obligasi.

Namun, pandangan tidak sepenuhnya searah. Beberapa pejabat The Fed masih menunjukkan sikap “hawkish” atau cenderung mempertahankan kebijakan moneter yang ketat. Presiden The Fed Dallas, Lorie Logan, misalnya, berpendapat bahwa tingkat suku bunga sebaiknya tetap dipertahankan pada level saat ini “untuk sementara waktu.”

Wyckoff juga menambahkan bahwa pelaku pasar juga terus memantau pergerakan bursa saham AS. “Jika pasar saham menguat tajam hari ini, hal itu dapat menekan harga emas karena meningkatnya selera risiko,” jelasnya.

Baca juga: Harga Emas di Pegadaian 22 November 2025: Galeri 24 dan UBS Kompak Turun

Sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, indeks-indeks utama di Wall Street terpantau menguat. Sentimen positif ini menunjukkan adanya optimisme di kalangan investor.

Sementara itu, di pasar Asia, permintaan emas fisik masih terlihat lemah akibat volatilitas harga yang terus berlanjut. Ketidakpastian ini membuat para investor di kawasan Asia cenderung berhati-hati.

Selain emas, pergerakan logam mulia lainnya juga turut diperhatikan. Perak tercatat mengalami penurunan 0,4 persen menjadi US$50,39 per troy ounce. Sementara itu, platinum naik tipis 0,1 persen menjadi US$1.512,67 per troy ounce, dan palladium menguat 0,2 persen menjadi US$1.380 per troy ounce.

You might also like