
JAKARTA – PT Siloam Hospitals International Tbk (SILO) kembali menunjukkan kinerja keuangan yang cemerlang. Hingga kuartal III-2025, emiten rumah sakit terkemuka ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 7,29 triliun, mencatat kenaikan signifikan 3,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 7,06 triliun.
Momentum pertumbuhan SILO semakin diperkuat dengan kinerja kuat secara kuartalan (QoQ) pada kuartal III-2025 (Juli-September). Pendapatan perseroan melesat 7,8% QoQ menjadi Rp 2,56 triliun, meningkat dari Rp 2,37 triliun pada kuartal II-2025 (April-Juni). Tak kalah impresif, EBITDA perseroan juga melonjak 19,4% QoQ menjadi Rp 768,13 miliar di kuartal ketiga tahun ini.
Jimmy Rambing, Head of Public Affairs Siloam International Hospitals, mengungkapkan bahwa lonjakan kinerja ini didorong oleh dua faktor utama: peningkatan intensitas kasus pasien dan pengelolaan biaya yang disiplin. “Selain itu, Average Revenue per Occupied Beds (ARPOB) dan Average Revenue per Patient Days (ARPD) Siloam juga terus menunjukkan peningkatan berkelanjutan sejak tahun 2024,” jelas Jimmy kepada KONTAN pekan lalu.
IHSG Menguat ke 8.360,8 di Sesi Pertama Hari Ini, Top Gainers LQ45: EMTK, ISAT, SCMA
Di samping pencapaian jangka pendek yang membanggakan, perseroan tetap teguh pada komitmennya untuk melanjutkan transformasi Next Gen Siloam (NGS). Inisiatif strategis ini dirancang untuk menyelaraskan seluruh jaringan rumah sakit, mendorong keunggulan operasional yang berkelanjutan, serta memperluas margin keuntungan secara konsisten.
Dari sisi operasional, Siloam mencatat angka yang kuat, dengan 234.724 penerimaan rawat inap (+8,2% QoQ) dan 742.102 hari rawat inap (+9% QoQ). Kunjungan pasien rawat jalan juga stabil di atas 3,2 juta sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk dampak banjir di Kuta, Bali, hasil kuartalan perseroan tetap solid dengan 4.326 tempat tidur operasional dan tingkat okupansi mencapai 62,8%.
Komitmen Siloam terhadap peningkatan kualitas layanan juga terlihat dari perluasan kapabilitas klinis. Setelah sukses meluncurkan program Stroke-Ready Hospitals, kini Siloam menghadirkan inisiatif Chest Pain-Ready Hospital yang telah diimplementasikan di 14 jaringan rumah sakit Siloam. “Untuk memperkuat kolaborasi dan berbagi pengetahuan antar profesional kesehatan, Perseroan juga sukses menyelenggarakan dua medical summit: Urology & Nephrology Summit pada 24 Agustus 2025, serta Neuroscience Summit pada 19–20 September 2025,” imbuhnya.
Sejalan dengan inovasi layanan, Siloam Hospitals terus berinvestasi dalam teknologi medis canggih untuk memperkuat kapabilitas klinisnya. Sepanjang kuartal ketiga ini, perseroan menambah tiga instalasi baru untuk sistem operasi berbantuan robotik. Ini termasuk ROSA Knee Robot di Siloam Hospitals Kebon Jeruk untuk operasi lutut, Velys System di Siloam Hospitals Mampang untuk prosedur ortopedi generasi ketiga, dan Brainlab Cirq Robotic Suite di Siloam Hospitals Lippo Village untuk bedah otak dan saraf.
Dengan berbagai strategi dan investasi tersebut, tidak heran jika laba bersih SILO hingga akhir September lalu mencapai Rp 797,12 miliar. Angka ini mencerminkan pertumbuhan impresif sebesar 19,1% dibandingkan dengan Rp 669,31 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, menegaskan posisi Siloam sebagai pemimpin dalam industri layanan kesehatan di Indonesia.
SILO Chart by TradingView