IHSG Rekor! Saham Infrastruktur Terbang, Peluang Investasi?

JAKARTA – Saham sektor infrastruktur secara konsisten mengukir penguatan, mengikuti jejak impresif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berhasil memecahkan rekor all time high (ATH) dua hari beruntun dalam sepekan terakhir. Momentum positif ini menggarisbawahi kekuatan sektor tersebut di tengah dinamika pasar.

Head Riset Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menjelaskan bahwa saham sektor infrastruktur diuntungkan langsung oleh narasi belanja dan penempatan dana pemerintah. Terlebih lagi, kehadiran sovereign wealth fund (SWF) Danantara Indonesia yang berinvestasi di berbagai proyek strategis seperti energi, digital, infrastruktur, hingga waste to energy (WTE), turut menjadi katalis kuat. Liza menambahkan, aliran dana ini cenderung lebih terlihat pada emiten di segmen tol, tower, utilitas, dan logistik, dibandingkan dengan subsektor industri manufaktur yang memerlukan siklus permintaan lebih panjang.

Melihat historis pasar pekan ini, IHSG pada perdagangan Senin (6/10) menguat 0,27% ke 8.139,89, diiringi kenaikan signifikan indeks infrastruktur sebesar 2,01% ke 1.904,07. Keesokan harinya, Selasa (7/10), IHSG kembali menyentuh ATH baru dengan penguatan 0,36% ke 8.169, sementara indeks infrastruktur melonjak 2,33% ke 1.948,38. Fenomena menarik terjadi sebaliknya, di mana saham sektor industri dan konsumer siklikal justru mencatat koreksi. Liza menginterpretasikan pola ini sebagai indikasi kuat adanya rotasi investor menuju saham-saham penerima manfaat kebijakan atau policy beneficiaries.

Pelemahan dua sektor tersebut sebagian besar disebabkan oleh variasi fundamental permintaan rumah tangga dan manufaktur. Indikator kunci seperti indeks keyakinan konsumen melemah ke level terendah dalam beberapa tahun, meski PMI manufaktur tetap ekspansi namun menunjukkan perlambatan. Liza melanjutkan, pencapaian IHSG yang menembus titik tertinggi baru dua hari beruntun pekan ini juga didorong oleh optimisme terhadap stimulus fiskal kuartal IV/2025, serta ekspektasi Window Dressing dan Santa Claus Rally.

Selain itu, sentimen positif pasar turut diperkuat oleh kabar kucuran dana dari SWF Danantara yang ditargetkan sekitar US$10 miliar dalam tiga bulan awal, dengan 80% di antaranya dialokasikan untuk investasi domestik. Sinyal injeksi dana ke BUMN/korporasi seperti Garuda menambah keyakinan pada likuiditas pasar dan progres proyek strategis, yang secara keseluruhan menciptakan sentimen pro-pasar yang kuat.

Secara teknikal, rekor high intraday IHSG tercapai pada perdagangan Selasa (7/10) di level 8.217, dan kembali melesat pada Rabu (8/10) ke 8.223. Ini menegaskan momentum harga yang sudah terbuka ke atas, meskipun Liza Camelia Suryanata tetap mewanti-wanti adanya potensi tren berbalik arah atau koreksi sementara berdasarkan indikator candlestick dan momentum harian. Setelah mencatat ATH dua hari beruntun, IHSG pada perdagangan Rabu (8/10/2025) akhirnya ditutup koreksi tipis 0,04% ke 8.166. Pelemahan indeks komposit ini diikuti oleh koreksi indeks infrastruktur sebesar 0,93% ke 1.930, setelah periode penguatan yang solid.

Untuk jangka pendek, Liza memproyeksikan bahwa peluang penguatan hingga akhir pekan masih ada, namun kemungkinan tersebut menipis akibat dua faktor utama. Pertama, posisi indeks yang sudah mencetak ATH secara beruntun. Kedua, pada perdagangan Selasa (7/10), meskipun IHSG mencapai ATH baru, namun juga diiringi aksi jual bersih oleh investor asing sebesar Rp89,41 miliar. Untuk pekan ini, Liza menyoroti level teknikal di area 8.170–8.220 sebagai resistance atau overhang terdekat (rekor intraday), sementara level support taktis berada di 8.100 dan 8.045, yang didukung oleh MA10 dan MA20 hari.

Hingga akhir bulan, trajektori pergerakan IHSG masih ditopang oleh katalis kebijakan, sambil menunggu detail stimulus dan kemajuan penyaluran dana pemerintah atau Danantara. Namun, Liza memperingatkan bahwa jika data konsumsi rumah tangga tidak membaik atau nilai tukar rupiah kembali volatil, risiko rotasi defensif dan profit taking akan meningkat, terutama pada saham-saham yang melonjak akibat policy trade atau didorong oleh sentimen berita.

You might also like