
Mengawali pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan performa yang dinamis. Setelah sempat dibuka melemah ke level 6.886,6 di pagi hari, IHSG berhasil berbalik arah dan menguat tipis di penutupan sesi pertama perdagangan pada Senin (30/6). Indeks acuan pasar saham Indonesia ini ditutup pada posisi 6.913,987, membukukan kenaikan sebesar 16,587 poin atau setara 0,24%.
Pembalikan arah IHSG ini didorong oleh kinerja positif mayoritas indeks sektoral. Sektor yang mencatatkan penguatan paling signifikan adalah IDX Sektor Barang Baku, yang melonjak impresif sebesar 2,83% sepanjang sesi pertama.
Tren penguatan ini kemudian diikuti oleh beberapa sektor lainnya yang turut menopang kenaikan IHSG. IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer membukukan kenaikan solid sebesar 2,07%, sementara IDX Sektor Transportasi dan Logistik serta IDX Sektor Infrastruktur masing-masing menguat 1,02% dan 1,16%. Kontribusi positif juga datang dari IDX Sektor Perindustrian yang naik 0,99%, disusul IDX Sektor Kesehatan dengan peningkatan 0,97%. Tak ketinggalan, IDX Sektor Energi dan IDX Sektor Barang Konsumen Primer sama-sama mengalami kenaikan 0,73%, dan IDX Sektor Properti dan Real Estate turut menyumbang penguatan sebesar 0,51%.
Namun demikian, tidak semua sektor bergerak di zona hijau. IDX Sektor Teknologi menjadi penekan terbesar dengan pelemahan 0,37% di sesi pertama perdagangan. Pelemahan ini juga diikuti oleh IDX Sektor Keuangan yang terkoreksi tipis 0,1%.
Secara keseluruhan, aktivitas transaksi bursa pada sesi pertama ini cukup ramai. Total volume perdagangan tercatat mencapai 10,83 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 6,69 triliun. Kondisi pasar saham juga menunjukkan dominasi penguatan, di mana 351 saham berhasil menguat, sementara 227 saham mengalami penurunan, dan 203 saham lainnya tetap tidak berubah atau stagnan.
Di antara saham-saham unggulan yang tergabung dalam indeks LQ45, beberapa nama tampil sebagai top gainers siang ini, menunjukkan performa cemerlang yang menarik perhatian investor:
Sementara itu, daftar top losers dari indeks LQ45 diwarnai oleh beberapa saham perbankan dan pertambangan yang mengalami koreksi: