
HargaPer.com – Murah & Terbaik JAKARTA. Di tengah gejolak pasar saham yang masih terasa, sektor kesehatan justru menunjukkan performa yang cukup solid. Ketahanan sektor ini menjadi angin segar bagi investor yang mencari stabilitas.
Hingga 24 Juni 2025, Indeks Sektor Kesehatan (IDXHLTH) mencatatkan kenaikanYear-to-Date (YTD) sebesar 0,36%. Pencapaian ini kontras dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 2,98% pada periode yang sama. Lantas, apa yang membuat sektor kesehatan ini begitu perkasa?
Jessica Leonardy, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas, berpendapat bahwa dukungan sektor kesehatan ini tak lepas dari sentimen positif kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Kebijakan ini menjadi amunisi penting bagi pertumbuhan sektor.
“Tahun ini, beberapa kebijakan pemerintah terkait kesehatan menjadi sentimen positif yang signifikan, seperti Coordination of Benefits (CoB) dan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS),” jelas Jessica kepada Kontan (24/6). Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat mendongkrak kinerja industri kesehatan secara keseluruhan.
Lebih lanjut, Jessica menjelaskan bahwa skema CoB berpotensi meningkatkan profitabilitas rumah sakit, terutama bagi rumah sakit yang banyak melayani pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sementara itu, kebijakan KRIS (Single Class) dinilai dapat memberikan dorongan tambahan pada margin keuntungan rumah sakit.
Indeks Sektor Kesehatan Lebih Tahan Koreksi, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis
“Berdasarkan diskusi kami dengan manajemen PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), KRIS diharapkan memberikan upside, terutama untuk segmen Value Seeker dan Community Generalist,” ujarnya. Pasar kini menanti kepastian tarif baru iuran BPJS Kesehatan untuk KRIS yang ditargetkan rilis paling lambat 1 Juli 2025. Kepastian ini akan menjadi katalis penting bagi pergerakan saham-saham sektor kesehatan.
Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, menyoroti perbaikan kinerja keuangan sejumlah emiten utama sebagai faktor penopang ketahanan sektor kesehatan. Kinerja positif ini menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan sektor.
“Medikaloka Hermina (HEAL), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), Kalbe Farma (KLBF), dan SILO mampu menahan kinerja sektor karena adanya perbaikan dari sisi kinerja keuangan dan prospek ke depan terhadap permintaan jasa kesehatan,” jelas Indy. Permintaan yang stabil terhadap layanan kesehatan menjadi daya tarik utama bagi investor.
Indy juga menambahkan bahwa program insentif pemerintah turut mendorong ekspansi emiten. Dari sisi operasional, beberapa perusahaan farmasi mulai melakukan substitusi bahan baku impor dengan bahan lokal untuk menekan biaya produksi. Efisiensi ini tentu berdampak positif pada profitabilitas perusahaan.
[Grafik SILO Chart by TradingView]
Indy juga menyoroti bahwa emiten seperti KLBF memiliki strategi ekspansi dan pertumbuhan pendapatan yang lebih stabil. Sementara itu, MIKA, HEAL, dan SILO diuntungkan oleh permintaan layanan kesehatan yang tetap terjaga.
“Untuk jangka panjang, sektor healthcare bisa jadi pertimbangan investor. Salah satu saham pilihannya adalah HEAL dengan target harga Rp 1.685 per saham,” tutup Indy. Dengan fundamental yang kuat dan prospek yang cerah, sektor kesehatan layak dilirik sebagai investasi jangka panjang.