
JAKARTA, KOMPAS.com — Transmisi Dual Clutch Transmission (DCT) seringkali dilingkupi anggapan keliru bahwa sistemnya rentan rusak apabila mobil kerap dipacu secara agresif. Namun, persepsi tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya, sistem DCT justru dirancang secara khusus untuk mendukung performa tinggi, termasuk saat pengendara sering melakukan akselerasi cepat dan membutuhkan responsivitas optimal.
Sistem ini tidak hanya ditemukan pada mobil sport mewah, melainkan juga sudah diadopsi oleh sejumlah kendaraan harian untuk meningkatkan pengalaman berkendara yang lebih responsif. Contohnya, mobil seperti Hyundai Kona N, Chery Omoda 5 GT, dan Tiggo 8 Pro telah mengandalkan transmisi DCT demi sensasi berkendara yang gesit dan dinamis.
Menurut Lung Lung, pemilik Dokter Mobil, keunggulan transmisi DCT terletak pada desainnya yang unik dengan memiliki dua kopling. Kedua kopling ini secara spesifik difungsikan untuk menahan beban saat akselerasi. Dengan mekanisme kerja bergantian, perpindahan gigi dapat berlangsung sangat cepat dan nyaris tanpa jeda, memberikan pengalaman berkendara yang mulus sekaligus bertenaga.
Lung Lung menjelaskan, “Ketika kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi, kedua kopling dalam sistem DCT memang dirancang untuk mengalami selip. Namun, ini adalah selip yang wajar dan merupakan bagian dari desain operasionalnya, bukan indikasi kerusakan,” ujarnya kepada Kompas.com pada Senin (16/6/2025).
Lebih lanjut, Lung Lung menerangkan bahwa konsep ‘selip’ pada kopling DCT justru memegang peranan krusial dalam menjaga durabilitas sistem transmisi itu sendiri. Pembagian beban kerja antara dua kopling inilah yang memungkinkan DCT tetap awet meski sering digunakan untuk akselerasi intens. Ia menambahkan, “Jika hanya mengandalkan satu kopling, tentu akan cepat habis. Namun, dengan dua kopling, beban kerja terbagi dua, sehingga daya tahannya menjadi jauh lebih baik.”
Meskipun dirancang tangguh, Lung Lung tetap menegaskan pentingnya perawatan rutin bagi pengguna mobil bertransmisi DCT. Ini mencakup servis berkala dan penggantian oli transmisi sesuai rekomendasi pabrikan. Langkah preventif ini esensial untuk menjaga performa DCT tetap optimal, memastikan keawetan, dan mencegah potensi kerusakan serius di masa mendatang.