
HargaPer.com – Saham emiten PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) tengah menjadi sorotan tajam di pasar modal, setelah mengalami lonjakan harga saham yang sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Fenomena ini menarik perhatian banyak investor dan analis, memicu pertanyaan tentang faktor pendorong di balik kenaikan dramatis ini.
Menurut informasi perdagangan saham yang dirilis resmi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham CBRE ditutup di level Rp 620 per lembar saham pada akhir perdagangan Jumat, 12 September 2025. Angka ini sungguh mencengangkan jika dibandingkan dengan posisi awal tahun 2025, di mana saham CBRE masih diperdagangkan di level Rp 19 per lembar. Artinya, perusahaan ini telah mencatatkan kenaikan fantastis lebih dari 3.163 persen dalam waktu kurang dari setahun.
Peningkatan pesat harga saham CBRE mulai terlihat sejak Mei 2025. Pada tanggal 22 Mei 2025, saham ini tercatat merangkak naik ke level Rp 30 per lembar. Momentum kenaikan berlanjut hingga 18 Juni, saat harganya meroket tajam mencapai Rp 103 per lembar. Kondisi ini bahkan sempat memicu otoritas pasar modal untuk melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan dalam rangka cooling down, sebagai langkah perlindungan bagi para investor.
Sejalan dengan volatilitas pasar, BEI mengimbau agar “pihak-pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” seperti tertulis dalam pengumuman resminya. Peringatan ini menegaskan pentingnya investor untuk berpegang pada data faktual dan informasi resmi.
Kenaikan paling tajam untuk saham CBRE terpantau pada awal bulan September. Pada 1 September, saham ini diperdagangkan di level Rp 212 per lembar. Momentum bullish terus berlanjut, hingga pada 8 September, harga saham CBRE melonjak mencapai Rp 452 per lembar. Puncaknya terjadi pada penutupan perdagangan Jumat, 12 September, di mana harga saham CBRE berhasil menembus level Rp 620 per lembar.
Melihat performa luar biasa ini, otoritas BEI kembali melakukan suspensi saham CBRE pada Senin, 11 Agustus 2025. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kenaikan harga yang sangat tinggi, bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar dan memberikan kesempatan bagi investor untuk mencerna informasi terkait.
Saham CBRE dan Rumor Petrosea
Lonjakan harga saham CBRE yang mencapai 3.163 persen tidak bisa dilepaskan dari beredarnya rumor mengenai keterkaitan dengan Hafar Group. Hafar Group sendiri adalah sebuah perusahaan EPC (engineering, procurement and construction) di bidang migas yang kini berada di bawah kepemilikan Prajogo Pangestu, salah satu konglomerat terkemuka di Indonesia.
Sebelumnya, PT Petrosea Tbk (kode emiten: PTRO) telah mengumumkan akuisisi 51 persen saham Hafar Group. Dalam aksi korporasi besar ini, Prajogo Pangestu melalui Petrosea berkolaborasi dengan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), perusahaan milik pengusaha Happy Hapsoro, yang kemudian menggenggam 49 persen saham Hafar Group. Bersamaan dengan kabar akuisisi saham ini, muncul rumor panas tentang adanya rencana sinergi bisnis antara PTRO dan CBRE.
Namun, spekulasi tersebut segera ditanggapi. Melalui laman Keterbukaan Informasi BEI, manajemen PTRO secara resmi membantah rumor sinergi tersebut. Mereka menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada rencana untuk melakukan sinergi bisnis antara Hafar Group dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk.
“Petrosea menghimbau kepada seluruh pihak untuk senantiasa memperhatikan keterbukaan informasi resmi yang disampaikan melalui situs web perusahaan maupun situs web Bursa Efek Indonesia,” tulis manajemen Petrosea, menekankan pentingnya validitas informasi bagi investor.
Sebagai informasi tambahan, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya, sebesar 61 persen, dikuasai oleh PT Omudas Investment Holdco. Perusahaan ini adalah milik pengusaha Suganto Gunawan, yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Cakra Buana Resources Energi Tbk. Selain itu, jajaran komisaris perusahaan juga diisi oleh politikus senior Partai Golkar, Agung Laksono, menambah dinamika menarik dalam struktur kepemilikan dan manajemen CBRE.